.=CAMPURASRI BERKIBAR, melayani dengan CERDAS=.

Artikel

LABUHAN : Memulai Positif Awal Tanam Padi dengan Kearifan Lokal, Do'a dan Sedekah di Musim Hujan

29 November 2022 09:21:11  Administrator  255 Kali Dibaca  Berita Desa

 

 

Campurasri.desa.id - Bagi semua petani, musim hujan sangat ditunggu-tunggu karena air hujan merupakan modal utama dalam bercocok tanam. Namun, tak jarang, jika terlalu banyak curah hujan mendatangkan bencana, seperti banjir, tanaman padi terendam, gagal panen.

 

Walaupun demikian, tetap harus disyukuri, di balik peristiwa selalu ada hikmah, begitu kata orang bijak.Dibalik hal negatif yang mungkin muncul, petani harus menyadari akan hal itu perlu kesadaran penuh, kalau manusia hanya berupaya dan berdoa.

 

Salah satu cara petani bersyukur akan turunnya hujan dan agar mendapat keberkahan, diwujudkan dengan berbagai tradisi dan cara yang berbeda.

Pada intinya sebuah tradisi sebagai bentuk syukur akan semua nikmat. Tradisi juga sebagai kearifan lokal yang harus dilestarikan.

 

Tak kecuali, para petani Desa Campurasri, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi memiliki tradisi ketika menjelang rendeng atau musim hujan, yakni "Labuhan" pada hari Kamis kemarin (24/11/2022).

 

Biasanya ketika turun hujan pertama, petani sudah menghitung hari baik untuk tebar benih, Labuhan, tanam dan sebagainya. 

 

"Untuk adat Labuhan sendiri sebagai permulaan tanam, pelaksanaan harinya tidak sembarangan. Dari pihak desa bersama tokoh sesepuh yaitu "Mbah Bonyok", sebelumnya telah mencari hari baik," keterangan Suratman, Kepala Dusun Campurasri 1. 

 

"Pelaksanaan upacara/tradisi sedekah bumi Labuhan di Desa Campurasri, biasanya di area sawah yang lapang di beberapa titik yaitu di sawah Dusun Campurasri 1, Dungwaluh dan beberapa sumur HIPPA dengan membawa tumpeng, ambeng dan dimulai dengan kirim doa atau kenduri," terang Sutrisno selaku Kepala Desa Campurasri sebelum acara.

 

"Labuhan ini merupakan tradisi kearifan lokal yang bermakna sedekah dan doa, menjadi salah satu acara rutinan di setiap tahun jelang musim hujan/ rendeng. Sangat disayangkan, tradisi ini sedikit berkurang peminat dari anak-anak milenial, selain dihadiri perangkat desa hanya diwakili petani yang aktif di kelompok tani sekitar 300 orang," tambah Sutrisno.

 

Setelah warga dan petani yang membawa makanan dan ambeng berkumpul, jelang pukul 06.00 WIB, acara kirim do'a dimulai dan dipimpin oleh tokoh agama masing-masing dusun. Untuk Dusun Campurasri 1 dipimpin oleh Hirman, tokoh agama dan mantan perangkat desa Campurasri yang telah purna.

 

"Semoga dengan dipanjatkan Do'a bersama, harapan petani terkabul yaitu panen melimpah tanpa ada kendala hama ataupun hal-hal lainnya," harap Hirman.

 

Nilai positif tradisi kearifan lokal Labuhan yang merupakan sebuah keunikan ini, haruslah diketahui anak-anak zaman milenial agar anak-muda nantinya bisa melestarikannya.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Statistik

 Arsip Artikel

28 November 2022 | 5.008 Kali
SIAKBA dan Peluang Menjadi PPK PEMILU 2024
29 Juli 2013 | 2.788 Kali
Kontak Kami
07 Februari 2023 | 705 Kali
SPPT PBB-P2 2023 Sudah Dibagikan, Kewajiban Pajak Wajib Dilaksanakan
29 Juli 2013 | 611 Kali
Profil Desa
01 Februari 2023 | 531 Kali
APRESIASI PUSKESMAS KARANGJATI KEPADA KADER PENGABDIAN TERLAMA
05 Agustus 2022 | 528 Kali
Sejarah Desa
07 November 2014 | 497 Kali
Pemerintahan Desa

 Aparatur Desa

Back Next