Menurut sumber cerita dari para sesepuh Desa Campurasri masa kini, terjadinya desa Campurasri sejak jaman kolonial Belanda. Desa Campurasri adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Karangjati. Desa ini mayoritas penduduknya adalah bertani. Awalnyya desa Campurasri terdiri dari 2 wilayah yaitu WEDI dan KEDUNGWALUH.
Desa WEDI yang babat pertama kali adalah KI SILI dan NYI SILI, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menggali tanah dan banyak gumpalan pasir/wedi sehingga desa ini bernama WEDI. Sang suami meneruskan perjalanan ,sadangkan sang istri tetap tinggal di Desa WEDI sampai meninggal dan makamnya sampai sekarang disebut SENTONO.
Pemerintahan berikutnya dipegang oleh KI DIPODRONO yang peninggalannya disebut SENDANG BRUMBUNG.
Pucuk pemerintahan yang ketiga berada pada KI TJOIRO yang peninggalannya disebut SENDANG NGLAMBANG.
Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh KI KROMOTONO. Dalam pemerintahan inilah ada peraturan “Desa yang penduduknya kurang dari 200 kuli harus menggabungkan diri dengan desa yang berdekatan.”
Maka desa KEDUNGWALUH yang dipimpin oleh BEKEL GLEMOT menggabungkan diri dengan desa WEDI disaat itu,sehingga lahirlah nama CAMPURASRI yang bermakna dua desa dicampur/digabung menjadi satu diharapkan menjadii ASRI sampai saat ini hingga masa mendatang.
Dalam perkembangannya Desa Campurasri dibagi menjadi 3 dusun yaitu, dusun Campurasri I, Campurasri II, dan Dungwaluh.