CAMPURASRI.DESA.ID- Masalah "stunting" menjadi perhatian istimewa beberapa tahun ini. Menurut organisasi Kesehatan Dunia yang dikenal dengan World Health Organization (WHO), stunting merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Sedangkan menurut Dinas Kesehatan, stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan balita yang se-umur.

Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi calon ibu/remaja, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita yang stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal sehingga dapat mempengaruhi sumber daya manusia di masa depan.

Di Indonesia, berbagai macam cara dilaksanakan Pemerintah, Dinas Kesehatan dengan merangkul kegiatan desa untuk mencegah/ melakukan penurunan stunting dengan berbagai program konvergensi penurunan stunting.

"Mulai dari giat rutin yaitu posyandu balita, kelas bumil, posyandu remaja dengan pemberian tablet darah, PMT bumil resti, serta Posgizi yang terlaksana bulan Oktober kemarin, merupakan giat terpadu yang dilaksanakan kader kesehatan desa Campurasri," terang Enggar Mustika Ndriana, A.Md.Keb bidan desa Campurasri.

Selain program terpadu di atas, saat ini ditambah program yang baru dijalankan yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 90 HMA, tambah Enggar.

Pemberian PMT lokal di Desa Campurasri dijadikan sebuah inovasi desa "EMPAL DAGING" yaitu Efisiensi PMT Pangan Lokal Dengan Asupan Gizi Tinggi dengan cara menyalurkan PMT /makanan tambahan dengan menu bahan-bahan lokal di desa diracik dengan menu kreatif penuh gizi selama 90 hari kepada balita stunting dan Bumil KEK (Kekurangan Energi Kronis). 

"Kalau biasanya PMT diberikan melalui kudapn beraneka ragam, dalam Inovasi EMPAL DAGING ini ada juknis khusus dari Dinas Kesehatan, dengan mengutamakan "bahan lokal" yang ada di desa dengan nilai menu bagi PMT lokal balita 13.400 rupiah dan 15.200 rupiah untuk Bumil KEK tiap harinya," ungkap Ny. Lilik Nuraini, selaku pelindung kegiatan PMT Lokal Desa sekaligus Ketua TP- PKK Desa Campurasri, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi di Balai Desa saat membuka acara Pemberian PMT Pangan Lokal awal Oktober kemarin di Aula Gedung Posyandu Desa Campurasri.

"Saat ini, inovasi EMPAL DAGING, Alhamdulillah sudah berjalan sampai hari ke-60 dari 90 HMA, dengan tambahan giat evaluasi dan pelaporan perkembangan Ibu Hamil dan Balita Stunting (Inovasi "POLISI BUNTING"), serta Demonstrasi tiap 7 hari sekali (inovasi DEKORASI BUTIK: Demonstrasi Olahrasa Kreatif Penuh Gizi Oleh Ibu-ibu Cantik) yang dipandu ahli gizi Puskesmas Karangjati," tambah Enggar.

Ucapan terimakasih banyak disampaikan, Kepala Desa Campurasri, Ketua TP-PKK dan bidan desa untuk para kader pendamping yg masih harus tetap semangat 30 hari ke depan, serta mengolah menu PMT lokal di 3 pos kedai gizi melalui "inovasi GORENG WADER" : Gerakan Olahrasa Kreatif Dengan Warung Sederhana.

"Semoga dengan kerja keras dan sinergitas pemberian PMT lokal di Tahun 2022 ini, mampu mengentas dan menurun keadaan stunting di Desa Campurasri. Dari lapangan terdata 13 dan 4 orang ibu hamil KEK di Desa Campurasri semoga sukses menjadikan Campurasri bebas stunting," harap Sutrisno (02/12/2022).